Sabtu, 11 September 2010

Budidaya Tanaman Cengkeh

PEMBIBITAN TANAMAN CENGKEH

I. ASAL BENIH CENGKEH
            Benih / biji cengkeh / polong diambil dari pohon induk  jenis Zanzibar   dengan kondisi pohon sebagai berikut :
  • Pohon induk berumur minimal 15 tahun
  • Tajuk (percabangan & daun) cukup baik.
  • Pohon dalam kondisi sehat
  • Produksi biji cengkeh / polong  yaitu 5.000 polong per pohon, pada saat musim panen.
II. STANDAR BIBIT CENGKEH SIAP TANAM
            Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan penanaman cengkeh yaitu penggunaan bibit cengkeh yang berkualitas baik. Adapun standar  bibit cengkeh yang berkualitas baik, sebagai berikut :
  • Benih berasal dari jenis cengkeh yang baik yaitu jenis Zanzibar
  • Benih berasal dari pohon induk yang sehat, berumur di atas 15 tahun dan  produksi tinggi.
  • Umur bibit sekitar  2 tahun
  • Tajuk (percabangan & daun) bibit, lebat serta simetris
  • Warna daun bibit, hijau tua dan mengkilap
  • Bibit tidak terserang hama / penyakit
 Untuk memperoleh bibit cengkeh yang berkualitas baik, beberapa tahap yang harus dilakukan sebagai berikut :
A.   PEMILIHAN TEMPAT untuk PEMBIBITAN
B.   PESEMAIAN
C.   PEMBIBITAN
D.   PENYIAPAN BIBIT untuk PENANAMAN

A. PEMILIHAN TEMPAT untuk PEMBIBITAN
            Pemilihan tempat sangat menentukan keberhasilan pembibitan cengkeh, sehingga harus dicari tempat yang memenuhi syarat dari segi tehnis. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan sebagai tempat pembibitan cengkeh, sbb :
  1. Terdapat sumber air untuk penyiraman
  2. Areal terbuka (tidak ada naungan dari pohon besar)
  3. Tanah cukup subur (masih terdapat top soil, tidak keras / berbatu)
  4. Dekat dengan jalan, untuk memudahkan transportasi
 B. PESEMAIAN
            Pesemaian  dibuat untuk menyemaikan biji cengkeh / benih sampai dengan menjadi bibit cengkeh kecil yang mempunyai 2 – 3 pasang daun. Adapun tahap-tahap pekerjaan dalam Pesemaian , sebagai berikut :
1. PEMBUATAN BEDENGAN
  1. Tanah dibersihkan dari berbagai jenis gulma
  2. Dibuat  bak bedengan dengan bambu, tinggi = 20 cm, lebar = 120 cm, panjang menyesuaikan banyaknya biji yang akan disemai.
  3. Isi bak bambu dengan pasir walet (pasir sungai) sampai tinggi = 20 cm
  4. Pasang peteduh pada bedengan, dengan tinggi 1,5 m dan prosentase naungan sekitar 95%. Bahan yang dipakai daun kelapa atau anyaman bambu
  5. Sterilisasi media menggunakan insektisida Marshal konsentrasi 3 ml/lt air dengan dosis 5 lt/m2 dengan cara dikocor
 2. PENYEMAIAN BIJI CENGKEH
2.1. Pengadaan Biji Cengkeh
  1. Biji berasal dari pohon induk yang terpilih. Adapun syarat pohon induk, sbb :
·        Umur di atas  15 tahun
·        Tajuk pohon (percabangan & daun) lebat, berbentuk simetris
·        Kondisi pohon sehat
·        Pohon berbunga hampir tiap tahun
·        Produksi cengkeh / bunga  relative banyak ( minimal 50 kg cengkeh basah per pohon pada umur 15 tahun)  
  1. Biji diambil dari 1/3 bagian tajuk pohon, bagian tengah.
  2. Pilih biji cengkeh yang sudah tua (warna kulit ungu)
 2.2. Perlakuan Biji Cengkeh
  1. Biji cengkeh yang sudah dipetik, dikupas kulitnya menggunakan pisau yang tajam dan bagian biji tidak boleh terluka.
  2. Pilih biji dengan ukuran relative besar atau 1 kg biji berisi 800 butir  dan sehat (tidak terdapat bintik-bintik hitam) serta warna biji setelah dikupas, hijau kemerahan
  3. Rendam biji cengkeh dalam air,  selama sehari.
 2.3. Penanaman Biji Cengkeh
  1. Pembuatan Bedengan Pesemaian
·        Buat bedengan  dengan lebar 100 cm dan panjang sesuai kebutuhan dan tinggi sekitar 20 cm.
·        Gemburkan tanah bedengan setinggi 20 cm. Dan akan lebih baik bila bedengan dicampur dengan pasir sungai.
·        Buat naungan pada bedengan dengan prosentase naungan 100 % dan tinggi 100 – 150 cm. Bahan yang dipakai atap bamboo atau daun kelapa.
  1. Penanaman Biji
       Biji cengkeh ditanam pada bedengan yang sudah disiapkan dengan ketentuan :
·        Jarak tanam biji  5 x 5 cm2
·        Biji ditanam secara tegak ( bagian ujung biji yang runcing, berada di atas)  sampai sedalam kira-kira  3 / 4 panjang biji. Sehingga 1/4 bagian biji nampak di atas permukaan tanah.

3. PEMELIHARAAN PESEMAIAN
            Agar benih yang sudah disemaikan dapat tumbuh dengan baik, maka harus dilakukan pemeliharaan, sebagai berikut :
a. Dilakukan penyiraman setiap hari, untuk menjaga kelembaban media.
b. Dilakukan penyiangan atau pembersihan gulma

C. PEMBIBITAN
            Setelah kira-kira 30 – 45 hari, benih dipesemaian akan tumbuh menjadi bibit kecil (2 -3 pasang daun), selanjutnya dipindahkan ke polybag  dipembibitan.   Kegiatan Pembibitan yaitu memelihara bibit kecil sampai dengan bibit siap tanam (berumur 2 tahun). Adapun tahap-tahap pekerjaan dalam Pembibitan, sbb :
1. PEMBUATAN MEDIA TANAM (POLYBAG)
  1. Buat Bedengan
·        Arah bedengan Utara - Selatan
·        Tinggi bedengan sekitar 20 cm, Lebar 150 Cm dan panjang sesuai kebutuhan
  1. Pasang Peteduh
Pasang peteduh pada bedengan, dengan tinggi bagian timur 2 m, sedangkan bagian barat 1,5 m. Prosentase naungan 50 %. Bahan yang dipakai yaitu  anyaman bambu. Alternatife lain memakai daun kelapa atau paranet
  1. ISI TANAH POLYBAG
·        Siapkan polybag ukuran p x l = 40 x 35 cm2
·        Siapkan media polybag berupa campuran tanah : berambut : pupuk kandang = 2 : 1 : 1
·        Masukkan media ke dalam polybag sampai penuh ( 1cm dibawah bibir polybag)
·        Atur polybag pada bedengan dengan jarak sekitar 25 x 25 cm2
  1. Sterilisasi Media
Sterilisasi media menggunakan insektisida Marshal konsentrasi 3 ml/lt air dengan dosis 200 ml/polybag,  dengan cara dikocor

2. PENANAMAN BIBIT
            Setelah benih disemaikan dipesemaian, kemudian akan tumbuh menjadi bibit kecil  dan selanjutnya bibit dipindahkan ke polybag dipembibitan. Penanaman bibit dilakukan dengan ketentuan, sebagai berikut :
  1. Pilih bibit yang sudah mempunyai 2 – 3 pasang daun.
  2. Cabut  / congkel bibit yang sudah siap tanam secara hati-hati agar akar tidak rusak.
  1. Tanam bibit pada polybag dengan cara dibuat lubang pakai kayu, kira-kira sedalam akar bibit yang akan ditanam.
  2. Tanam bibit pada lubang tersebut, kemudian lubang ditutup tanah dan agak dipadatkan.

3. PEMELIHARAAN BIBIT
3.1. Penyiraman
            Penyiraman seiap hari  pada saat musim kemarau.
3.2. Penyiangan
            Penyiangan atau pengendalian gulma dilakukan setiap 15 hari sekali. Gulma yang tumbuh dipolybag, dibersihkan dengan cara dicabut. Tanah digemburkan menggunakan solet atau kecruk.
3.3. Pemupukan
            Untuk memacu pertumbuhan vegetatif bibit, maka harus dilakukan pemupukan anorganik. Pupuk yang dipakai yaitu pupuk N PK 15 : !5 : 15. Adapun dosis pupuk, sebagai berikut :
Umur
(bln)
Dosis pupuk NPK
(gram / bibit)
3
1
7
2
11
3
15
3

3.4. Pengendalian Hama & Penyakit  (PHP)
            Pengendalian hama & penyakit dapat dilakukan secara preventif (pengendalian sebelum terdapat gejala serangan hama / penyakit ) dan kuratif (pengendalian setelah terdapat gejala serangan hama / penyakit).
Pengendalian secara preventif dilakukan dengan penyemprotan insektisida dan atau fungisida pada rotasi waktu tertentu. Insektisida yang dipakai Marshal, Dimasid dll. Sedangkan fungisida yang dipakai Dithane. Benlate dll
 Umur bibit
(bln)
Rotasi semprot
0 – 6
15 hari
> 6
30 hari

Pengendalian secara kuratif , dilakukan bila terdapat gejala serangan hama atau penyakit. Hama  yang sering menyerang dipembibitan cengkeh yaitu rayap, kutu putih, penghisap daun dll. Pengendalian menggunakan insektisida Decis atau Marshal, konsentrasi 1 – 2 cc/ltair . Sedangkan penyakit yang sering menyerang dipembibitan cengkeh yaitu embun jelaga, cacar daun, bercak daun merah. Pengendalian menggunakan fungisida Benlate, Dithane, konsentrasi 2 gr/lt air.

3.5. Pengaturan Naungan
            Pengaturan naungan dilakukan dengan cara memelihara naungan yang sudah ada dan mengatur intensitasnya. Pengurangan intensitas naungan disesuaikan dengan umur bibit. Adapun pengaturan intensitas naungan bibit, sbb :
Umur Bibit
(bln)
Intensitas Naungan
(%)
        0  -  12
50
   12  - 24
0

D. PENYIAPAN BIBIT UNTUK PENANAMAN
            Untuk penanaman di lapangan harus dipilih bibit yang baik, agar dapat menghasilkan tanaman yang baik pula. Oleh karena itu perlu dilakukan seleksi bibit, sebagai berikut. :
  1. Umur bibit sekitar 21 – 24 bulan
  2. Pertumbuhan bibit normal, tinggi minimal 70 cm, tajuk (percabangan & daun) lebat dan simetris
  3. Bibit tidak terserang hama / penyakit
  4. Bibit mempunyai batang tunggal